Teori yang paling mendekati tentang Penyebab Terjadinya Nyeri Haid adalah pernyataan yang menyatakan bahwa, saat menjelang haid tubuh wanita menghasilkan suatu zat yang disebut prostaglandin. Salah satu fungsi dari prostaglandin, yaitu membuat dinding rahim berkontraksi dan pembuluh darah sekitarnya terjepit (konstriksi) yang menimbulkan iskemi jaringan.
Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap individu dan bila berlebihan akan menimbulkan nyeri saat haid. Selain itu prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas nyeri. Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa terdapat beberapa gejala yang menyertai nyeri saat haid.
Apabila nyeri saat haid muncul ketika Anda berusia lebih dari 20 tahun, maka hal ini masuk dalam kategori kedua yaitu nyeri haid sekunder, atau nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan yang berasal dari panggul dan organ di dalamnya. Biasanya nyeri ini terjadi 2 hari atau lebih sebelum haid dimulai dan rasa nyeri akan semakin hebat saat haid, kemudian menghilang 2 hari atau lebih setelah haid berhenti.
Adapun kelainan yang dapat menimbulkan nyeri haid sekunder antara lain:
Intensitas kontraksi ini berbeda-beda tiap individu dan bila berlebihan akan menimbulkan nyeri saat haid. Selain itu prostaglandin juga merangsang saraf nyeri di rahim sehingga menambah intensitas nyeri. Prostaglandin juga bekerja di seluruh tubuh, hal ini menjelaskan mengapa terdapat beberapa gejala yang menyertai nyeri saat haid.
Apabila nyeri saat haid muncul ketika Anda berusia lebih dari 20 tahun, maka hal ini masuk dalam kategori kedua yaitu nyeri haid sekunder, atau nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan yang berasal dari panggul dan organ di dalamnya. Biasanya nyeri ini terjadi 2 hari atau lebih sebelum haid dimulai dan rasa nyeri akan semakin hebat saat haid, kemudian menghilang 2 hari atau lebih setelah haid berhenti.
Adapun kelainan yang dapat menimbulkan nyeri haid sekunder antara lain:
- endometriosis
- sindroma Allen
- mosters
- sindroma kongesti pelvis
- kista ovarii dan tumor
- penyakit infeksi panggul
- adenomyosis
- myoma uteri
- polip uteri
- sindroma asherman
- kelainan kongenital
- alat kontrasepsi intra uterin
- stenosis dan sumbatan vagina
- dan sebagainya